By abdul gafur

  • 07 July 2025

Tingkatkan Kompetensi Mahasiswa, UKM Jurnalistik gelar kajian periodik

 

Bondowoso  – Setelah vakum cukup lama, Forum Dosen dan Mahasiswa Peneliti (FDMP) bersama Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah (STIT) Togo Ambarsari Bondowoso kembali menggelar Kajian Periodik dengan mengangkat tema aktual dan fundamental: “Membangun Paradigma Qur’ani dalam Pendidikan Islam”, di Kantor Pusat Ponpes Manbaul Ulum. Sabtu (05/07/2025). Kegiatan ini menjadi momentum penting untuk menghidupkan kembali tradisi intelektual di lingkungan kampus, sekaligus menghadirkan tawaran konsep pendidikan Islam yang lebih membumi dan berorientasi pada nilai-nilai wahyu. 

 Misbahul Munir, Wakil Ketua I, Bidang Akademik STIT Togo Ambarsari, dalam pemaparannya menekankan pentingnya menjadikan al-Qur’an sebagai dasar epistemologis dalam dunia pendidikan. “Sebagai departing point—meminjam istilah Anies Baswedan—Paradigma Qur’ani adalah episteme yang tepat. Al-Qur’an tidak cukup hanya dibaca, namun harus dihidupi sebagai makna. Dengan begitu, ia akan terus melahirkan pemahaman baru yang relevan dan aplikatif sebagai solusi atas berbagai problem kehidupan, termasuk dalam bidang pendidikan,” jelasnya. Menurutnya, ketika al-Qur’an dijadikan paradigma, maka ia tidak sekadar menjadi sumber nilai, tetapi juga mampu membentuk cara berpikir dan menata sistem pendidikan yang lebih berorientasi pada transformasi manusia seutuhnya. 

 “ Dengan mengusung Paradigma Qur’ani, diharapkan lahir generasi pendidik dan pemikir Islam yang tidak hanya kompeten secara akademik, tetapi juga berakar kuat pada nilai-nilai ilahiyah.” tambahnya . STIT Togo Ambarsari, sebagai Institusi Pendidikan Tinggi yang concern pada kajian Pendidikan Agama Islam dan Manajemen Pendidikan Islam, dituntut untuk mengurai masalah, menawarkan solusi, serta mengembangkan teori dan praktik terkait pendidikan Islam. Purwaki, Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) STIT Togo Ambarsari menjelaskan, Pendidikan Islam yang semakin hari tidak hanya menunjukkan kualitas yang terus membaik, namun juga kehilangan orientasi yang jelas di tengah tantangan modernitas. “Paradigma Qur’ani bisa menjadi resolusi awal untuk membangun pijakan yang kokoh agar kita tidak kehilangan arah di tengah gempuran tantangan global,” tegasnya 

Masalah lain yang turut menjadi sorotan dalam Kajian Periodik kali ini adalah rendahnya literasi mahasiswa. Pemateri utama, Lora Dr. H. Miftahus Surur, menekankan lemahnya pemahaman terhadap bahasa dan teks menjadi hambatan besar dalam membangun wacana ilmiah di kalangan mahasiswa. “Mahasiswa sering kali gagal membangun argumen karena kesulitan dalam menafsirkan, memahami dan penyimpulkan apa yang mereka baca. Ini menunjukkan bahwa kecakapan literasi masih menjadi pekerjaan rumah yang belum terselesaikan,” ujarnya.Lebih lanjut, Dr. H. Miftahus Surur menjelaskan, al-Qur’an, yang dikenal sebagai bayan atau penjelas, memiliki fungsi pendidikan yang sangat substansial. Dalam al-Qur’an, proses pendidikan digambarkan melalui tiga tahapan penting: bil-hikmah (dengan kebijaksanaan), wal-mau’idhah al-hasanah (nasihat yang baik), dan wal-mujadalah bil-lati hiya ahsan (perdebatan yang terbaik). 

 “Hikmah dalam pendidikan sering kali hadir secara tidak langsung, seperti kesadaran emosional yang tumbuh saat berada dalam lingkungan religius. Sementara itu, mau’idhah berkaitan dengan penyampaian nilai melalui nasihat, dan tahapan tertingginya adalah uswah wal qudwah, yakni keteladanan nyata. Adapun mujadalah al-hasanah menekankan pentingnya argumentasi yang rasional dan santun dalam membentuk pemahaman yang benar.” jelasnya. Kajian Periodik ini menjadi langkah awal dari gerakan progresif di lingkungan STIT Togo Ambarsari dalam membangun iklim akademik yang kondusif. Fokus utama memperkuat pengembangan ilmu pengetahuan, khususnya dalam bidang Pendidikan Islam dan Manajemen Pendidikan Islam, dengan menjadikan al-Qur’an sebagai fondasi berpikir dan bertindak. 

Pewarta: Achmad Ghazi